![]() |
Camat Pagelaran, Cianjur, Reki Nopendi. (Foto: Mamat Mulyadi/JabarNews) |
SIGNALCIANJUR.COM- Pasca pergerakan tanah di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur wilayah Selatan, Jawa Barat ada sekitar 86 rumah yang rusak terdampak di tiga desa.
Camat Pagelaran, Reki Nopendi mengatakan bencana yang terjadi itu ada sekitar tujuh desa. Tapi, empat desa itu hanya satu atau dua rumah saja yang rusak berat. Ketiganya itu lebih banyak dibandingkan empat desa.
"Berharap ada kajian juga dari BMKG," katanya, saat dikonfirmasi langsung awak media, di Pendopo, Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Sabtu (26/4/2025).
Diantaranya, lebih lanjut Camat Pagelaran menyampaikan masing-masing yang rusak berat yaitu Desa Cituhiang, Bunijaya dan Desa Pangadegan.
"Tapi kerusakan pada prinsif sama," ucapnya.
Diantaranya, lebih lanjut Camat Pagelaran menyampaikan masing-masing yang rusak berat yaitu Desa Cituhiang, Bunijaya dan Desa Pangadegan.
"Tapi kerusakan pada prinsif sama," ucapnya.
Hal sama diungkapkan dia, cuman paling lebih banyak jumlah rumah saja. Namun untuk warga Desa Bunijaya, meskipun banyak rumah kondisi itu panggung, jadi sekitar jumlah 86 setelah dicek kemarin sudah ada perbaikan dari miring-miring, untuk Desa Situhiang ada pemanen ada rusak parah (berat), dan Desa Panagedan juga hal sama.
"Ada yang mengungsi di Desa Bunijaya, satu ada dua keluarga tapi sambil diperbaiki rumah panggungnya," terang Rike.
Diungkapkan dia, dampak pergerakan tanah dari hujan deras disertai angin itu. Dan, soal laporan sudah baik itu secara lisan, tertulis dan resmi.
"Baik itu melalui komunikasi lewat WhatsApp dan lainnya secara terperinci atau detail," jelas Camat Pagelaran.
Sambungnya, setelah laporan untuk saat ini kalau jadi Bupati Cianjur mau cek langsung ke lokasi memberikan bantuan atau seperti apa.
"Ya! Mungkin ada bantuan makanya mau cek ke lokasi. Mudah-mudahan," ucapnya.
Diketahui, peristiwa pergerakan tanah tersebut Kampung Pogor RT 5/7, Desa Bunijaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, sekitar pukul 21.30 WIB, Kamis (24/5/2025).
Reki menambahkan sebetulnya berharap ada kajian langsung dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sehingga jelas karena bila cuaca ekstrem rutin terjadi bencana tiga desa tersebut.
"Berharap ada kajian. Intinya laporan kita sudah," tutupnya. (Red)