Forum Sakti saat berkunjung ke rumah Oo Kosasih, di Karangtengah, Cianjur. (Foto: SignalCianjur) |
SiGNALCIANJUR.COM- Begitu prihatin apa yang dialami pria lanjut usia (Lansia), Oo Kosasih (75) warga Kampung Kopo Wetan RT 2/RW 6, Desa Sukataris, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, keterbatasan mental.
Terlihat, begitu pilu, bahkan dirinya hanya pasrah untuk memenuhi kebutuhan sehari -hari suatu tantangan hidup harus dilalui.
Hermin (45) warga tergabung Forum Silaturahmi untuk Kemajuan Sukataris (Sakti) membenarkan, sudah dua tahun ia dan anaknya ditinggal kabur sang istri, untuk bisa menghidupi keluarga mempunyai keterbatasan mental dan sakit-sakitan saat ini.
"Hanya mengandalkan uluran tangan warga (tetangga) dan tidak pernah mendapat bantuan bentuk apapun saat ini dari pemerintah setempat," katanya, saat dikonfirmasi awak media, Minggu (19/1/2025).
Masih ujarnya, sudah dua tahun ditinggal sang istri, diakuinya kabur, yang memiliki keterbatasan mental sehari - hari mengandalkan uluran tangan tetangga sekitar.
"Y! Kondisi penduduk miskin di desa sini sudah memberikan dampak beraneka ragam," ucap Hermin.
Seperti saat ini, hal sama diungkapkan dia, dari dulu tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari desa setempat, akan tetapi bantuan pemerintah wilayah desa tersebut didominasi oleh warga mampu atau berkedudukan. Dan, masalah yang harus dipecahkan pemerintah itu tidak dapat dibereskan
"Walaupun pemerintah sudah memberikan berbagai jaminan untuk menanggulangi angka kemiskinan," menurut Hermin.
Ia memaparkan lebih lanjut, maka berbagai sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat seharusnya dapat dicapai dengan baik. Dan, pemerintah sangat mendukung setiap prakarsa dan inovasi dijalankan.
"Selain itu dikembangkan semua pihak mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat ini," terang Hermin.
Pria sudah lanjut usia (Lansia) itu, diutarakan Hermin lebih lanjut lagi, tinggal bersama anaknya Sandy Kurniawan (17) terkait masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala.
"Pada umumnya masyarakat menjadi demikian tersebut bukan karena kurang kebutuhan pangan," imbuhnya.
Terakhir, ia menambahkan tapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi dari lingkungan setempat dengan keterbatasan mental,dan kini ia tinggal di gubug yang berukuran 4 X 4 meter ini, untuk bisa bertahan hidup.
"Nah! Perlu diketahui kini hanya bisa mengandalkan uluran tangan warga setempat," tutup Hermin. (Red/*)