Solidaritas kepada Ustadz Cecep yang diduga terzalimi hingga masyarakat akan unras damai. (Foto: istimewa) |
SIGNALCIANJUR.COM- Masyarakat tergabung Gabungan Jawa Barat (Setgab) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akan menggelar unjuk rasa (Unras) damai di depan Pengadilan Negeri (PN) Cianjur, pada Kamis 19 Desember 2024.
Diketahui, unras tersebut bentuk solidaritas terhadap Ustadz Cecep Muhammad Rizik, pimpinan Pondok Pesantren Riadussibyan, Kampung Cipetir, Desa Ramasari, Kecamatan Haurwangi, yang diduga menjadi korban kriminalisasi.
Akbar Sudrajat (30) salah satu koordinator unras mengatakan bahwa sekitar 3.000 hingga 5.000 orang dari 20 aliansi masyarakat di Cianjur akan turun ke jalan.
"Kami menuntut agar Ustadz Cecep, yang kini mendekam di tahanan, dibebaskan tanpa syarat," katanya.
Masih ujarnya, akan menggelar unjuk rasa damai di depan PN Cianjur dengan tuntutan agar Ustadz Cecep, seorang guru ngaji yang diduga dikriminalisasi, segera dibebaskan tanpa syarat, kasus tersebut bermula sekitar enam bulan lalu ketika Ustadz Cecep yang juga seorang guru ngaji.
"Naj! Itu menanyakan soal dugaan pencurian ponsel kepada salah satu santrinya," terang Akbar.
Saat itu, ia menyampaikan lebih lanjut, terlapor memegang tangan santri (pelapor), namun pelapor menggigit telunjuk tangan terlapor. Kemudian, secara refleks, terlapor mengibaskan tangannya lalu mengenai wajah pelapor.
"Keluarga pelapor tidak terima dengan kejadian tersebut dan melaporkannya ke Polres Cianjur," ungkap Akbar.
Kasus ini, hal sama diungkapkan dia, diduga dimediasi oleh seorang oknum LSM, yang meminta uang damai sebesar Rp 50 juta. Namun, karena Ustadz Cecep tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut, kasus ini berlanjut hingga ke pengadilan.
"Tentunya kasus ini menggugah solidaritas masyarakat Cianjur sebagai kota santri," beber Akbar.
Menurut dia, tindakan hukum menjerat Ustadz Cecep tidak sesuai dengan fakta sebenarnya dan berpotensi mencederai profesi guru ngaji. Dan, merasa tergugah untuk membela seorang guru ngaji diduga terzalimi.
"Kami mendesak agar keadilan ditegakkan. Nah! Sehingga tidak ada lagi kasus serupa di masa depan," harap Akbar.
Sambungnya, para peserta aksi juga berharap agar peristiwa serupa tidak terulang di Cianjur, guru adalah pilar penting mendidik generasi muda, baik pendidikan agama maupun umum. Bila guru selalu disalahkan bagaimana dunia pendidikan bisa maju, khususnya di kota santri.
"Ya! Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di Cianjur," tutup Akbar. (Red/*)