Paslon Pilkada Cianjur nomor urut 2 dr Wahyu - Ramzi yang didampingi para ketua partai pengusung. (Foto: Mamat Mulyadi/JabarNews) |
SIGNALCIANJUR.COM - Meskipun yakin menang, tapi tidak bilang.unggul disampaikan paslon Wahyu -Ramzi pada Pilkada 2024 di Cianjur, soal persentase belum bisa sampaikan karena proses perhitungan masih berjalan.
Hal tersebut diungkapkan calon bupati (Cabup) pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 pada Pilkada Cianjur, dr Wahyu, saat jumpa pers, di kantor Partai Nasdem Kabupaten Cianjur, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Rabu (27/11/ 2024) malam.
"Semua kandidat perhelatan Pilkada 2024 saat ini, melakukan quick count tidak ada yang bersistem secara rill count," katanya.
Karena hasilnya pun belum ada, masih disampaikan Wahyu, tadi seperti sudah disampaikan, pihaknya memang melihat partisipasi masyarakat memang luar biasa mengirimkan hard copy saat ini sedang direkap.
"Nah? Maksudnya dari saksi-saksi di TPS," ujar dia.
Lebih dari itu ia menyampaikan, pihaknya sanggah, soal data yang disampaikan dari kubu sebelah 4,2 persen dari lembaga konsultan indikator politik itu diambil dari link salah satu media.
"Saat ini link sudah penghentian sementara (suspend) sama indikator politik dalam waktu dekat akan meliris hasil quick count sebenarnya," terang Wahyu, didampingi para ketua partai pengusung, malam.
Sementara itu, calon Wakil Bupati Cianjur Ramzi mengatakan, jadi pada intinya temuan pada malam hari ini, pihaknya tidak berusaha untuk bicara soal data, masih dihitung, diolah, segala bukti indikasi - indikasi dan lain-lain sedang dikumpulkan karena memang ada beberapa indikasi janggal, di mana tepat, seperti apa belum bisa informasikan.
"Ketika susah benar-benar mantap, jelas semuanya baru pihaknya akan sampaikan ke masyarakat," katanya.
Ditanya, apa yang meyakinkan bahwa unggal dan warga merasa galau soal quick count di media, Wahyu menurutnya tidak perlu galau ya sebetulnya. Dan, masyarakat tinggal melihat saja hasil ke TPS masing-masing suara mana yang unggul.
"Hal itu laporan-laporan yang pihaknya terima dari para saksi, dan relawan harus optimis," jalas Ramzi.
Apakah ada laporan kecurangan yang sampai, ia mengungkapkan, malah kecurangan pihaknya belum bisa menyampaikan karena ada prosedur yang harus diinformasikan secara baik dan benar.
Pihaknya tidak menyampaikan palsu karena ada kode etik di dalam lembaga konsultan politik manakala dikontrak sama seseorang tidak bisa menerima secara etik konsumen yang lain begitu.
"Nah! Pengguna yang lain, apalagi data masih berjalan, hal itu sudah kode etik kubu sebelah," beber Razmi.
Hal sama diutarakan dia, pihaknya menggunakan indikator mengkalim kubu lawan, kan lucu. Jadi, tidak mau membatah apa disampaikan biarkan lembaga konsultan politiknya nanti yang melakukan press release, terhadap hasil quick count kubu paslon lain. Dan, hal tersebut lebih fair (adil) kalau bantah-bantahan gak ada ujungnya, karena semua merasa benar.
"Tapi yang mengeluarkan data tersebut yang merilis," sebut Ramzi.
Ramzi memaparkan lebih detail, setiap pemilu masing-masing paslon atau caleg berhak untuk mempunyai lembaga survei sendiri berlaku silahkan, ataupun bekerja sama dengan siapapun.
"tapi sifatnya itu quick count, kita percaya atau tidak boleh," tuturnya diperkuat para ketua partai yang mendampingi saat jumpa pers dengan awak media.
Tapi saat ini masih menunggu rill count dan memang betul-betul nanti direkapitulasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten (KPU), saat ini masih menunggu rill count ataupun bekerja sama dengan siapapun, tapi sifatnya itu quick count, kita percaya atau tidak boleh.
Terakhir, ia menambahkan saat ini masih menunggu rill count dan memang betul-betul nanti direkapitulasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten (KPU), saat ini jadi perbedaan dan tidak mau menanggapi klaim dari pihak manapun karena di setiap pemilu pilkada dan lain-lain setiap paslon berhak
"Yakin menang tapi tidak bilang unggul, karena data diterima rill baru sekitar 1500 TPS. Jadi masih kecil belum bisa dijadikan panduan," tutup Ramzi, diamini Ketua Nasdem Cianjur, Onnie Soerono. (Sep/*)