Peternakan terintegrasi PT LSAJ di Balaraja, Tangerang, Banten yang baru dikunjungi Mentan RI Andi Amran Sulaiman. (Foto: Istimewa) |
SIGNALCIANJUR/ BANTEN - Perhatian dunia agribisnis Indonesia kini tertuju ke salah satu sudut Balaraja, Tangerang, Banten, di peternakan terintegrasi PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) yang baru saja dikunjungi Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman.
Saat kunjungannya tersebut, Amran disambut langsung oleh Direktur Utama PT. LSAJ, Arie Triyono.
Amran meninjau peternakan hewan terintegrasi yang memiliki luas area 22,5 hektare tersebut. Sejumlah fasilitas pendukung ekosistem peternakan pun ditinjau.
Mulai dari pabrik pakan berkapasitas 40 ton per hari, sampai meninjau lokasi akan dibangunnya pabrik pupuk, RPH, pabrik bakso, sosis, nugget, meat shop, serta cold storage.
Usai meninjau area peternakan, Amran menggelar dialog bersama para petani plasma binaan PT. LSAJ.
Menteri Amran Sulaiman pun menyambut antusias paparan Arie dengan mengatakan bahwa pola kemitraan inti-plasma dalam peternakan bisa diterapkan untuk meningkatkan produksi daging, yang nantinya berdampak terhadap kesejahteraan peternak di Indonesia.
"Saya ucapkan terima kasih pada PT. Lembu Setia Abadi Jaya. Ini luar biasa bantuannya terhadap pemerintah. Konsepnya luar biasa dan ini akan kita kembangkan di seluruh Indonesia nanti. Kita support dengan kebijakan melalui KUR, izin-izin kita permudah," ujar Amran.
Amran yakin bahwa konsep kemitraan ini bisa melibatkan lebih banyak peternak lokal yang bekerja sama dengan pengusaha, dalam meningkatkan produksi daging dalam negeri.
Bahkan dirinya perintahkan pada direktur, bila perlu antarkan izinnya ke lapangan. Karena konsepnya adalah ini membantu masyarakat. Plasmanya 90 persen, intinya 10 persen .
"Nah! Betul-betul ingin melihat rakyat berkembang, betul-betul ingin melihat rakyat sejahtera. Konsep inilah yang akan kita bangun di Indonesia nantinya," kata Amran.
Menuju Swasemda Daging dengan Kekuatan Peternak Lokal
Di depan para peternak, Amran kemudian memberikan ilustrasi agar Indonesia bisa lepas dari ketergantungan impor sapi dan mewujudkan swasembada daging.
"Coba kita butuh berapa ekor selalu impor?" tanya Amran ke Dirjen PKH.
"Satu juta ekor," jawab Dirjen.
Amran kemudian bertanya kepada salah seorang peternak plasma LSAJ.
"Bapak pelihara berapa ekor?" tanya Amran. 10 ekor," jawab salah seorang anggota kelompok ternak.
Lebih lanjut ia menjelaskan, artinya 100 ribu orang petani saja itu sudah 1 juta ekor. Cuma tidak sinkron, nanti kita sinergi uang numpuk di bank, satu sisi pengusaha butuh KUR, petani juga butuh KUR, tapi tidak duduk bersama. Suara petani, suara peternak, suara Tuhan," tukas Amran.
Lewat pola kemitraan inti-plasma, Amran pun melihat dampak lebih besar untuk masyarakat.
"Ini bisa katakanlah 10 ekor per orang. Kalau 100 ribu dibina, bahkan 200 ribu, 500 ribu bahkan mau dibina. Bisa dibayangkan ekonomi itu bergerak di desa.
"Nah ini potensinya ada kami siapkan regulasinya. Kami support secara kebijakan," kata Amran.
Amran mengungkapkan, Kementerian Pertanian nantinya bakal segera mengembangkan sistem peternakan mini tersebut di seluruh wilayah Indonesia.
"Menyiapkan seluruh kebijakannya yang dapat mensupport konsep itu," pungkasnya.
Terpisah, Direktur Utama PT. LSAJ, Arie Triyono mengatakan pak Menteri ini pihaknya (PT. LSAJ) kenalkan dari kelompok tani dari Dewan Masjid Indonesia yang jadi pejuang pertanian. Dan, mereka membentuk kelompok, satu kelompok terdiri dari 25 orang.
"Nah! Kita pakai sistem tanggung renteng," kata Arie Triyono memberikan pengantar dialog.
Masih ujarnya, plasma peternak, bisa menjamin pakan yang diberikan ke ternak mereka sama dengan pakan untuk ternak di kandang induk ini.
"Pakan berkualitas tinggi, pertumbuhan daging per hari di LSAJ alhamdulillah bisa menciptakan 1,8 kilogram pertumbuhan dagingnya," timpal dan tandas Arie. (Red/*)