Notification

×

Iklan

Iklan

Rekam Jejak RH Ibrahim yang Dikenal Jawara Silat, Begini Diceritakan Guru Besar Perguruan Maenpo CPC Cianjur

6/25/2024 | 00:39 WIB Last Updated 2024-06-24T18:04:47Z
Guru besar Perguruan Maenpo Cagar Pusaka Cikalong (CPC), Cianjur, Dandi Supriadi yang akrab dipanggil Ki Ujo. (Foto: Dok/ SignalCianjur)


SIGNALCIANJUR / CIKALONGKULON  Rekam jejak nama sosok RH Ibrahim dikenal sebagai jawara silat melambungkan Cianjur selain kota santri di dunia persilatan. 

Hal tersebut diceritakan Guru Besar (Gubes) Perguruan Maenpo Cagar Pusaka Cikalong (CPC), Kabupaten Cianjur, Dandi Supriadi, yang akrab dipanggil Ki Ujo di dunia persilatan, saat ditemui langsung di kantor YPI Cagar Pusaka Cikalong, di Kampung Kebontiwu RT 2/6, Desa Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Senin (24/6/2024), siang.

"Ngaos, Mamaos dan Maenpo menjadi tiga falsafah dan pegangan hidup di Cianjur," katanya .

Masih diceritakan Ki Ujo, beliau (RH Ibrahim) juga dikenal sebagai sosok menciptakan Maenpo Cikalong, yang kini menjadi salah satu identitas dan kebudayaan tanah Pandanwangi.

"Bela diri dimiliki Mama R.H. Ibrahim didapat bukan hanya dari satu guru saja. Tapi dari puluhan guru," tutur Ki Ujo.

Hal sama masih ujarnya, untuk mendapatkan ilmu beladiri itu, Mama R.H. Ibrahim juga sampai melanglang buana.

Masih papar Ki Ujo, ketiga hal tersebut juga menjadi sejarah berdirinya Kabupaten Cianjur masih dipegang teguh masyarakatnya. Dan, Maenpo Cikalong disepakati sebagai sebuah perguruan silat cukup tua.

"Nah! Sekaligus 'tempat lahir' para pendiri perguruan tenaga dalam pertama di Cianjur yang di kenal amengan Maenpo Sabandaran" imbuhnya.

Ia menyambungkan sosok melambungkan Maenpo Cikalong itu tidak lain adalah Raden Jayaperbata yang juga dikenal sebagai Mama R.H. Ibrahim (1816-1906), merupakan salah satu keturunan Raden Rajadireja (Aom Raja).

"Itu merupakan salah satu keturunan bangsawan di Cianjur," ucap Ki Ujo.

Guru Besar (Gubes) Pergurun Maenpo CPC, Ki Ujo bercerita ilmu bela diri RH Ibrahim awalnya didapat dari ayahnya yang memang tokoh silat Cimande. RH Ibrahim kemudian berguru kepada 17 pendekar termasyur lainnya dari berbagai daerah.

 "Jadi konon gurunya tidak hanya beberapa, ada ada banyak tidak bisa disebutkan satu per satu," beber dia.


Lebih lanjut, ia memaparkan Mama R.H. Ibrahim juga menuntut ilmu bela diri kepada kakak iparnya sendiri, yakni suami Nyi Raden Hadijah, R Ateng Alimuddin merupakan seorang saudagar dari Jatinegara.

"Nah! Itu yang dikenal dengan Cimande Kampung Baru," ucap Ki Ujo.
Hal sama diungkapkannya melalui petunjuk R Ateng Alimudin,Mama R.H. Ibrahim kemudian disarankan untuk melanjutkan berguru kepada pada Bang Ma'ruf, seorang guru pencak silat di Kampung Karet, Tanah Abang, Jakarta.

"Mama R.H.Ibrahim juga mempunyai usaha jual beli kuda membuatnya kerap kali pulang-pergi Cianjur dan Jakarta," sambung Ki Ujo.

Ketua Umum Perguruan Maenpo CPC  ini menuturkan setiap kali ke Jakarta, kesempatan dimanfaatkan untuk belajar ilmu bela diri kepada Bang Ma'ruf, pada akhirnya mempertemukan dirinya dengan Bang Madi, seorang saudagar kuda asal Pagarruyung, Sumatra Barat, juga menjadi salah satu gurunya.

"Bang Madi ini konon mahir dalam melakukan tehnik bendung atau menahan munculnya tenaga lawan," paparnya.


Lebih lanjut, masih diutarakan Ki Ujo, dari Bang Madi, RH Ibrahim mendapatkan ilmu permainan rasa meningkatkan kepekaan hingga mampu membaca gerak lawan melalui sentuhan anggota badan dengan lawan dan dengan cepat bisa melumpuhkannya.

 "Kalau di aliran Cikalong, tehnik ini disebut 'puhu tanaga' atau 'puhu gerak'. Dan, memang seperti itu," terang dia.

Ki Ujo menambahkan setelah dianggap mahir, RH Ibrahim lantas disarankan berguru kepada Bang Kari dari Kampung Benteng, Tangerang.

"Beliau mendapatan ulin peupeuhan atau ilmu pukulan mengandalkan kecepatan gerak dan tenaga ledak," pungkasnya.

Terpisah, Ketua Harian Perguruan Maenpo CPC, Kang Syamsudin menggunakan ada yang mengatakan sampai tujuh belas orang guru.

"Nah! Bahkan ada juga yang mengatakan lebih dari 40 orang guru," katanya.


Sementara itu, Padepokan Perguruan Maenpo Cagar Pusaka Cikalong, di
Kampung Darungdung RT 2/2,  Desa Gudang, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur.

Masih ujarnya, dari hasil berguru itu, RH Ibrahim lantas melakukan perenungan selama tiga tahun dengan cara sering berkhalwat di sebuah gua di Kampung Jelebud.

"Lokasi itu tepat di sisi sungai Cikundul Leutik, Cikalong Kulon, Cianjur," terang Kang Syamsudin.

Terakhir, ia menambahkan dari sini akhirnya mulai terbentuk cikal bakal aliran Maenpo Cikalong.

Selain itu, Ketua Harian Maenpo CPC menyampaikan, nama aliran Cikalong sendiri disematkan oleh para pengikut RH Ibrahim.

"Merujuk nama tempat tinggal RH Ibrahim atau tempat awal mula aliran pencak silat tersebut disebarkan," tutup Kang Syamsudin. (Red/*)



×
Berita Terbaru Update