 |
| Lokasi TPAS Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Diduga tidak becus Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur mengelola sampah, dan solusi tempat baru bukan solusi.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Pemuda Pancasila (PP) Cikalongkulon, T Haerudin alias Mang Coet, kepada awak media menginformasikan, Rabu (13/3/2024).
"Tugas DLH Kabupaten Cianjur seharusnya menurut kami membuat bank sampah, artinya bukan membuat pembuangan sampah baru," kayanya.
Masih ujar Mang Coet, seperti terlalu buru-buru dalam membuang sampah. Awal tempat pembuatan akhir sampah (TPAS) ditolak warga dari tahun 2006 berganti tahun 2019.
"Nah! Jujur saja kini masih menolak oleh warga dan 2023 berdalih TPST kenyataannya TPAS," keluhnya.
Jelas, lebih lanjut Mang Coet memaparkan, permasalahan Iki sehingga masyarakat kena imbas dari sampah.
"Warga sini apalagi terdampak bau menolak intinya," ujarnya.
Hal sama diutarakan Mang Coet, tidak ada sosialisasi dan pemberitahuan kepada seluruh masyarakat desa.
"Nah! Perihal sampah saat ini menjadi polemik," sebut dia.
Masih beber Mang Coet, satu hal Cianjur Utara ini sebagai seharusnya menjadi momok dan menjadi cermin karena banyaknya wisatawan dari Bogor, Bekasi Karawang dan Jakarta di arena tersebut adanya wisata Puncak Pinus suatu kebanggaan kecamatan Cikalongkulon 100 persen.
"Nah! Itu pengunjung ada dari Bekasi, Bogor dan sekitarnya," timpalnya.
Terakhir, Ketua PP Cikalongkulon ini menambahkan karena terasa udara sejuk. Tapi untuk sekarang ini dan masa depan Cianjur Utara diduga akan hancur dan tidak akan lagi menjadi gerbang, dinamika Cianjur Utara TPAS tak berijin dan tidak layak ditambah banyaknya galian tanah dan batu yang tak berijin menandakan lemah.
"Ya! Hal ini diduga pemerintahan dalam mengurus daerah belum bisa," tutup Mang Coet.
Terpisah, namun sayangnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur saat dikonfirmasi beberapa kali, bahkan sudah menghubungi melalui via WhatsApp (WA) belum memberikan penjelasan atas keluhan permasalah TPAS yang ditolak warga setempat. (Red)
