Notification

×

Iklan

Iklan

Panglima : Strategi Pertahanan Nusantara Perpaduan Strategi dari Ketiga Matra

9/21/2023 | 13:30 WIB Last Updated 2023-09-21T06:33:07Z
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. (Foto: Kabidpenum Puspen TNI)

SIGNALCIANJUR.COM - Strategi Pertahanan Nusantara adalah strategi militer dibangun memanfaatkan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga mampu menjadi pertahanan negara melindungi seluruh wilayah NKRI kekuatan menyeimbangkan dan menguatkan kekuatan pertahanan menghadapi ancaman.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023) kemarin.

"Acara melalui tema mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia, tinjauan strategi pertahanan nusantara," katanya.

Panglima TNI menyampaikan bahwa seimbang dalam arti proporsional mampu hadir untuk menghadapi kekuatan musuh mengikuti poros datangnya ancaman yang ada.

"Nah! Menguatkan dalam arti mampu memberikan kekuatan yang mampu diwujudkan secara mandiri dalam kondisi tertentu," ujar dia.

Ia menuturkan strategi pertahanan Nusantara ini memadukan strategi dari ketiga matra yaitu strategi pertahanan pulau besar oleh Angkatan Darat (AD) strategi pertahanan laut nusantara oleh TNI AL dan strategi udara kepulauan nusantara oleh TNI AU menjadi satu kesatuan strategi militer komprehensif dalam menjaga kedaulatan, integritas dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Seminar ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun ke-78 TNI," ucap Panglima TNI.

Sambungnya, kegiatan ini sangat penting bagi kita sebagai langkah dan upaya dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis serta diharapkan dapat menjadi pijakan yang kokoh untuk mengembangkan dan memberikan rasa percaya diri bagi TNI.

"Yaitu dalam melaksanakan tugas pokoknya di masa depan," tegasnya.

Hal sama diutarakan Panglima TNI, ancaman terhadap negara tidak saja bersifat militer tetapi juga non militer dan bahkan hibrida serta perkembangan lingkungan strategis saat ini telah menunjukkan juga bahwa potensi untuk terjadinya infasi militer suatu negara atas negara lain masih bersifat faktual.

"Maka itu TNI perlu untuk merumuskan strategi menghadapi ancaman potensial dan faktual dan menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan kekuatan dalam rangka mengantisipasi ancaman di masa depan," paparnya.

Mengakhiri sambutannya, Panglima TNI berharap hasil dari Seminar ini dapat menjadi masukan yang sangat bernilai dalam menyusun dan mengembangkan sebuah strategi militer yang disebut dengan Strategi Pertahanan Nusantara.

"Kami mohon saran masukan dan kritik dari para narasumber dan peserta seminar sekalian demi kesempurnaan Strategi Pertahanan Nusantara yang akan melengkapi strategi lainnya yang sudah ada," tutupnya. (Red)



×
Berita Terbaru Update