Anggota Komisi A DPRD Cianjur, Yunus Sadar. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Anggota Komisi A DPRD Cianjur, Yunus Sadar menyikapi tentang isu berkembangnya bahwa Geothermal ini sudah dimulai itu hanya kabar bohong, sebetulnya sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan oleh pihak terkait termasuk Pemerintah Daerah (Pemda), itu hanya sosialisasi perencanaan.
"Kajian atau kesimpulan bahwa itu akan dibangun kami masih menunggu," bilangnya, saat dikonfirmasi langsung di ruang tamu gedung DPRD Cianjur, Jumat (19/5/2023).
Kajian analisis dari pihak terkait, masih ujarnya, jadi sampai saat ini belum ada pekerjaan yang terkait dengan infrastruktur langsung hanya baru kajian-kajian (analisa-analisis) tentang kelayakan.
"Nah! Mungkin itu jadi perlu kita pahami bersama, ketika hal ini dipersoalkan terlebih dahulu akhirnya kalau mengambil istilah bahasa Sunda merebutkan paisan kosong begitu," sebut Yunus.
Ditanya apa ada lahan pertanian warga di kawasan tersebut, masih hal senada tuturnya, bukan lahan pertanian. Tapi itu namanya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang memang sebagian sisi luar digunakan oleh masyarakat untuk bercocok tanam.
"Jadi itu tidak mengganggu lahan konservasi. Dan, penggunaannya sekitar 5 hektar untuk buat titik sumur yang memang dari sisi kajian sampai saat ini belum ada finalisasi," terang Yunus.
Ia menyampaikan, artinya masih dalam tahap kajian untuk pelaksanaan infrastruktur. Ya! Mungkin barangkali menunggu waktu antara enam hingga delapan bulan, apakah layak dilakukan eksploitasi ataupun tidak.
"Nanti kita tunggu kajian dari pihak lain untuk legislatif sendiri kepada eksekutif Seperti apa kami berharap ada komunikasi sosialisasi yang terus dilakukan," pinta anggota DPRD Cianjur dari Partai Gerindra.
Sehingga, ia menambahkan, informasinya ini dapat dipahami oleh masyarakat secara menyeluruh. Jadi, ada resistensi yang hebat jangan sampai nanti sosialisasi hanya dengan beberapa kelompok orang dengan harapan informasi sampai, tapi ternyata dengan segala kesibukan dan keterbatasan komunikasi manusia yang mengakibatkan justru informasi tersendat.
"Jangan sampai di situ. Jadi tidak boleh ada miskomunikasi lagi terjadi," tutup Yunus Sadar. (Red)