Pertanyakan rencana proyek geotermal, warga tergabung Aliansi Masyarakat Gunung Gede Pangrango (AMGGP) Cianjur audensi dengan Komisi A dan C DPRD Cianjur. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Warga Kampung Ciguntur, Desa Cipendawa, Kecamatan Cipanas dan Pacet, unjuk rasa (Unras) pernyataan ke DPRD Kabupaten Cianjur dan Pemerintah Daerah (Pemkab) soal rencana pembangunan proyek Geothermal, di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Kecamatan Cipanas, Jumat (19/5/2023).
Koordinator lapangan (Korlap) Aliansi Masyarakat Gunung Gede Pangrango (AMGGP) Cianjur, Rojudin mengatakan, mengklarifikasi kepada pemerintah daerah (Pemkab) Cianjur beserta DPRD (sifat audensi) paling subtansi yaitu soal apakah sosialisasi sudah menyeluruh secara komperhensif.
"Apakah ada data-data diterima oleh pemerintah sudah sebanding lurus dengan diterima kontek negatifnya. Nah! Bukan hanya sekedar sifat positif saja," sebutnya saat dikonfirmasi langsung awak media di gedung DPRD Cianjur.
Judin memaparkan, katanya Pemkab Cianjur sudah menyatakan telah mendapatkan sosialisasi dari pihak SDM, sementara satu sisi warga terkena dampak rencana proyek geothermal belum pernah diterima oleh pihak perusahaan tersebut.
"Artinya ini perlu adanya sosialisasi secara kontinyu," pinta dari perwakilan warga.
Ditanya soal apakah ada pendekatan dari tokoh masyarakat, pengusaha atau dari yang mewakili perusahaan, Judin menyebutkan, agak terselubung sebetulnya. Jadi ketika ada pertemuan selalu menjawab sudah sosialisasi, padahal belum terus sama warga mana sosialisasinya.
"Karena bahwa kita tahu belum ada sosialisasi tapi mereka selalu mengklaim pernah dilaksanakan," akunya.
Masih ujarnya, jadi untuk sampai hari ini warga saat ini mewakili audensi kepada AMGGP belum ada sama sekali, lanjutkan berkaitan dengan geotermal itu.
"Intinya selama ini tidak pernah dihadirkan untuk musyawarah melalui sosialisasi. Nah! Ini kan tidak relevan," tegas Judin.
Ia menambahkan, bukan berbicara hanya tokoh saja soal ini masyarakat secara menyuruh. Nah! Misalnya, ini ribuan orang yang hadir, hadirnya cuma dua orang, bicara beban moral.
"Nah! Ketika kita hadir bagaimana dengan warga. Itu artinya menjadi pertimbangan," tutup Judin.
Sementara, diketahui unras tersebut diterima dengan baik oleh jajaran Komisi A dan C DPRD Kabupaten Cianjur melalui audensi, untuk menampung aspirasi apa disampaikan perwakilan warga tergabung dalam AMGGP Cianjur. (Red)