Yayasan Dialog Sosial Jabar saat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di Cianjur. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Dialog sosial tujuannya adalah untuk mendorong pengembangan ke sejumlah perusahaan harmonisasi perusahaan itu bisa membuat aturan sendiri dinamakan perjanjian kerja bersama.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan Dialog Sosial Jabar, Iyan Sopyan, saat diwawancarai langsung di sela istirahat pelatihan struktur dan skala upah, di Hotel Bydiel, Kabupaten Cianjur, Selasa (23/5/2023).
"Artinya mendorong kepada sejumlah perusahaan untuk berkolaborasi dengan dinas terkait," katanya.
Yayasan Dialog Sosial Jabar tersebut sosial, pihaknya menyebutkan untuk mendorong pengembangan dialog sosial di perusahaan-perusahaan. Tapi secara kebetulan memang di Jawa Barat dan Jawa Tengah konsentrasi di sektor garmen, dan tekstil.
"Nah! Kamudian di sektor kelapa sawi juga tapi di Kalimantan dan Sumatera," terang Iyan.
Masih ujarnya, bila sudah ada perjanjian kerja bersama (PKB) di situ bisa dinilai bahwa perusahaan itu memang komunikasi harmonisasi antara pengusaha dengan buruh itu bagus.
"Nah, itu saja sebenarnya kalau mengukur bagus tidak hubungan industri di satu perusahaan cirinya adalah adanya perjanjian kerja bersama," tegas Iyan.
Apalagi di tengah-tengah sekarang ini, ia memaparkan, regulasi tentang keterangan kerjaan kan! Itu lagi diperdebatan kalau perusahaan punya perjanjian kerja bersama sebenarnya tidak perlu harus ikut kepada arus perdebatan itu.
"Karena sudah punya aturan tersendiri dan yang berlaku mutlak di perusahaannya," ujar Iyan.
Dia menyampaukan, nah! Jadi intinya yayasan mendorong untuk pengembangan dialog menyelesaikan permasalahan dan mengantisipasi terjadinya permasalahan, dan untuk Kabupaten Cianjur sendiri sudah berjalan cukup lama.
"Dialog sosial ini menggarap program sejak 2012, dan Cianjur 2015 sudah masuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan seperti ini," imbuh Iyan.
Karena, hal sama masih bebernya, begini perusahaan harusnya ada pembinaan terhadap buruh, ini menjadi tanggungjawabnya perusahaan juga pemerintah. Tentu hal ini punya kewajiban juga untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan.
"Tapi kami memahami bahwa anggaran perusahaan terbatas dan pemerintah. Sehingga kami mencari solusi," sebutnya.
Supaya bisa mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk membantu dari sisi anggaran penyelenggaraannya itu, dan respon di Cianjur.
Terus terang, masih diakui Iyan, awalnya kesulitan karena yang namanya yayasan kan! Itu khawatirnya mungkin kalau ada kegiatan maaf-maaf itu mengajukan proposal. Tapi sebaliknya bahwa dalam setiap kegiatan itu tidak ada pungutan biaya, baik manajemen serikat maupun pemerintah tidak.
"Bahkan Kami mau fasilitasi segalanya dari mulai tempat konsumsinya sampai penggantian uang transportnya," bilang dia.
Ketua Dialog Sosial Jabar berharap, mudah-mudahan pelatihan seperti ini hubungan industri ini dapat bermanfaat, di berbagai daerah di sentra industri maupun industri baru bisa berkolaborasi khusus Kabupaten Cianjur. Nah! Tadi sudah sempat ngobrol dengan pak kadis akan tetap berkolaborasi minimal sampai 2025.
"Kita bisa kolaborasi program di Cianjur terus. Jelasnya bisa membantu," pungkasnya. (Red)