Kondisi pasca gempa bumi di Cianjur Jawa Barat. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Jumlah massa aksi tergabung Aliansi Masyarakat Menggugat (Amanat) rencana akan turun ke jalan besok, tepatnya Rabu (11/1/2023) dipastikan bakal lebih banyak dibandingkan saat unjuk rasa (Unras) sebelumnya, untuk pertanyaan bantuan gempa.
Hal tersebut diungkapkan salah satu koordinator lapangan (Korlap) Deni Sunarya alias Gawel, kepada insan media, Selasa (10/1/2023) pagi.
"Jumlah massa dipastikan lebih banyak, diprediksi bisa mencapai 5.000 orang," tegasnya.
Masih beber Gawel, aksi 111 (11 Januari 2023,red) itu bukan isu, lihat sja besok perwakilan warga di sejumlah desa akan turun ke jalan hingga menuduki Pendopo Pemerintah Daerah (Pemkab) Cianjur, warga menggugat dan mempertanyakan kucuran dana bantuan baik logistik dan uang tunai gempa.
"Unras menyoroti banyaknya dugaan penyimpangan dalam penanganan gempa Cianjur," ujarnya nampak terlihat geram.
Informasi diterima, diketahui, selain dari berbagai Ormas Masyarakat (Ormas), aksi juga diikuti dari perwakilan warga di sejumlah desa terdampak gempa.
"Nah! Jadi aksi ini bukan isu, lihat saja besok karena kami sudah menyampaikan pemberitahuan ke Polres Cianjur," ucap Gawel.
Menurutnya, pada aksi sebelumnya, perwakilan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur sudah mengelabui pengunjuk rasa dengan memberikan informasi yang tak jelas, serta menanggapi tuntutan disampaikan warga.
"Salah satu informasi yang tak jelas itu terkait penggunaan belanja tidak terduga (BTT)," terang Gawel.
Sudah jelas, hal senada masih tegasnya, bahwa yang ditanyakan itu BTT untuk gempa, mereka hanya memberikan data uraian penggunaan data BTT sebesar Rp12 miliar lebih. Namun, saat membaca ternyata tak ada sepeser pun yang digunakan untuk bencana gempa Cianjur.
"Ini kan? Tentu tidak jelas alias bohong. Ini baru satu poin, masih banyak lagi dugaan kejanggalan lainnya," tuding mang Gawel.
Massa aksi yang bakal turut aksi besok, masih ujarnya, dan dirinya menilai, bahwa Pemkab Cianjur gagap dalam menangani bencana gempa serta diduga gagal menjaga amanah.
"Sehingga banyak bantuan baik dari donasi dalam negeri maupun luar negeri tidak disampaikan kepada yang berhak," sebut mang Gawel.
Lebih lanjut, Gawel menyambungkan, melihat banyaknya kejanggalan dalam penanganan gempa bumi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat tersebut, ia berharap aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas. Selain itu, berharap pemerintah pusat dan semua pihak terkait untuk segera turun tangan menanggapi tata kelola bencana yang dilakukan Pemkab Cianjur yang selalu ada dugaan berbau politik.
"Banyak hal yang menjadi alasan kuat kami untuk menggelar aksi ini," katanya.
Gawel menambahkan, selain adanya dugaan korupsi dan segudang kejanggalan dalam penanganan gempa, juga melihat bahwa seharusnya menjadi urusan kemanusiaan, tapi malah dijadikan ajang dugaan kampanye politik.
"Nah! Semua harus satu warna sampai lato-lato saja harus warna merah dan barang fisik lainnya," tutupnya. (Red)