Aktivis warga Desa Sukaratu, Bojongpicung, Cianjur, Rudi Agan. (Foto: Mul/JabarNews) |
SiGNALCIANJUR.COM- Masih berlanjut, polemik soal perekrutan test hasil seleksi penjaringan sekitar tujuh peserta untuk menjadi calon perangkat Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur ada dugaan kerancuan.
Hal tersebut dituding sekaligus dipertanyakan sejumlah aktivis tergabung dalam Warga Sukaratu, untuk mewakili warga, kepada insan media, saat menggelar audensi mengadu untuk menyampaikan aspirasi kepada pihak kecamatan, Jumat (20/1/2023).
"Ya! Menurut hemat kami itu tidak benar, artinya ada permasalahan," tegas Rudi Agan.
Ia meminta soal permasalahan menjadi polemik terkait perekrutan test hasil seleksi penjaringan sekitar tujuh peserta untuk menjadi calon perangkat Desa Sukaratu.
"Kapan akan diulang pasalnya sudah terlalu lama. Jadinya akan dikoordinasikan dan aspirasi akan ditampung sebelum audensi di aula Kecamatan Bojongpicung," terang Rudi.
Sementara, untuk tuntutan warga setempat tersebut bisa dikatakan ada dugaan tidak sah dan kerancuan. Nah! Masing-masing diantaranya yaitu ada tiga soal pertama tes turtulis, prestasi atau dedikasi dan terakhir tes komputer. Kenapa? tapi saat pelaksaan penilaian tersebut diganti dengan wawancara.
"Artinya, dari dedikasi dan prestasi diganti menjadi wawancara," tanya Agan menduga ada kejanggalan.
Lalu, yang kedua, soal nilainya. Dan, ini nilai maksimalnya berapa? Ada disitu ada nilainya salah satu peserta nilainya sekitar 109 lebih dari 100, terus perbedaan antara penguji 1 dan 2 ada perbedaan jauh. Nah, hingga saat ini masih belum selesai artinya berlarut-larut, alias menjadi benang kusut tak bisa dipahami logika.
"Jelasnya sangat jauh signifikan ada dugaan kejanggalan," ujar Rudi Agan.
Salah satu aktivis warga putra daerah Bojongpicung ini menambahkan, namun sayangnya saat audensi pengaduan permasalahan ini camat tidak ada lagi ada tugas kerja di luar kantor. Hanya diterima langsung dengan baik oleh Kasi Pelayanan Kecamatan Bojongpicung, pihaknya mendesak agar ada penyelesaikan solusi seperti apa, sehingga jangan sampai menjadi polemik.
"Kami berharap ada tindaklanjut bila tidak akan unras turun je jalan untuk unjuk rasa (Unras)," tutup Rudi Agan.
Terpisah, sebelumnya Camat melalui Kasi Pelayanan Kecamatan Bojongpicung, H. Agus Gunawan mengatakan, dirinya hanya menampung aspirasi yang disampaikan warga. Jadi, akan menjadi bahan evaluasi dan menjadi pekerjaan rumah (PR). Nah! Jelasnya, saat ini mungkin hanya menapung apa yang diutarakan atau diaspirasikan warga.
"Lebih jelasnya nanti gimana selanjutnya setelah ditembuskan permaslahan ini kepada pak camat," ujarnya singkat. (Red)