Notification

×

Iklan

Iklan

Menyambangi Pasca Gempa Warga Cileungsi Sukajaya Cugenang Cianjur (2-Habis)

12/22/2022 | 08:52 WIB Last Updated 2022-12-22T01:55:01Z
Kondisi terkini warga Cileungsi, Desa Sukajaya, Cugenang, Cianjur, yang terdampak guncangan gempa bumi. (Foto: Cep/SignalCianjur)



Pasca Gempa di Tenda Pengungsian, Bila Hujan Bocor Kedinginan Khawatir Bencana Susulan

Laporan: Cecep Rismansyah/Signal Cianjur 


KONDISI- Tempat pengungsian tenda secara mandiri, membuat warga di Kampung Cileungsi, Desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merasa khawatir, cemas dan rasa was-was adanya gempa susulan setiap hari, Kamis (22/12/2022).

Bahkan, bila malam tiba dirasakan kedinginan, tenda dihuninya bocor karena dengan bahan sederhana dibentengi bambu dan kayu sisa-sisa bahan bangunan rumah sudah porak-poranda pasca diguncang gempa bumi, Senin 21 November 2022.

"Ya! Bila malam tiba dingin angin rasanya menusuk sampai dalam tulang kang," aku Ketua RT setempat, Jajang bercerita saat disambangi langsung di tenda darurat.

Terlihat, kondisi tenda darurat yang didirikan terpasang secara mandiri satu tenda diisi belasan hingga puluhan warga yang terdampak. itu satu keluarga yang disatukan sama tetangga satu kampung.

Ketua RT setempat Jajang membenarkan, campur dari anak, dewasa hingga orang tua. Pasalnya, melihat beberapa tenda pengungsian mandiri bisa dihitung dengan jari.

"Tapi sebagian besar atau mayoritas satu tenda satu keluarga (KK)," ucapnya.

Kalau datang hujan, gendangan air membasahi latar bawah tenda yang mana tempat tidur pengungsian dilengkapi dengan bahan seadanya. Bukan terbuat dari keramik atau coran rumah semi permanen dan rumah panggung bisa dikatakan.

"Kalau hujan air pada masuk rembes sampai ke bawah. Karena hal sama alas hanya tikar dan terpal juga," aku Jajang.

Namun, masih beruntung masih ada sebagian warga (tetangga,red) rumah utuh hanya retak-retak saja rusak ringan. Sehingga, anak-anak bisa belajar dan mengaji tidak di tenda pengungsian sementara waktu.

Karena, bilang Ketua RT setempat, di mana bangunan sekolah hal sama ambruk total rusak berat. Jadi tidak bisa belajar, saat ini diliburkan untuk belajar secara daring atau di salah satu rumah warga gak rusak atau tidak ringan.

"Entah sampai kapan anak-anak kami bisa sekolah lagi," ujarnya.

Salin itu, dari segi ekonomi hal sama. Masih belum fokus untuk mencari nafkah (pekerjaan) melihat situasi dan kondisi rumah belum dibangun pasca gempa bumi.

Sementara itu, mayoritas warga setempat berpenghasilan ekonomi rendah sebagai petani, kuli serabutan, karyawan dan wiraswasta.

"Kini hanya menunggu saja untuk dibangun kembali ada bantuan dari pemerintah," harap Jajang, mewakili warga Cileungsi, Desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang.

Meskipun diterpa bencana gempa bumi, warga yang terdampak di Kampung Cileungsi tetap sabar, ikhlas dan tawakal untuk menjalani aktivitas seperti biasanya, bertani dan sebagai buruh harian lepas.

Hingga sampai jelang magrib, reporter Signal Cianjur masih berbincang-bincang dengan warga yang terdampak gempa di perkampungan tersebut yang jauh dari pusat keramaian.

Terdengar adzan Magrib berkumandang, di salah satu Masjid kondisi tembok (dinding) retak-retak menambahkan rasa prihatin, sedih dan seakan rasanya salah seorang jurnalis media online ini berjalan tak bernapak. Ya! Kini, kampung tersebut hancur porak-poranda seperti kampung mati aktivitas.

"Alhamdulillah untuk rasa gotong royong dan kebersamaan warga sini kompak gerakan sosialnya," sebut Ketua RT setempat, kepada Signal Cianjur di lokasi.

Bahkan, akses jalan pun hanya cukup untuk satu mobil saja. Tapi, untuk infrastruktur sudah mulus alias baik sudah terealisasikan. Pasalnya, pemerintah desa (Pemdes) setempat menggenjot dan terapkan anggaran dana desa (DD) untuk pengecoran jalan atau juga melalui hotmik.

Diketahui, untuk bantuan dikucurkan secara bertahap. Apalagi sudah disampaikan langsung di depan umum dan diberitakan secara nasional pula bahwa Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan jumlah uang bantuan untuk kategori bangunan rumah yang rusak berat sekitar Rp60 juta, sedang Rp35 juta dan untuk kategori ringan Rp15 juta. (Cep)



×
Berita Terbaru Update