Notification

×

Iklan

Iklan

Polemik Mangkrak Pasar Tanggeung, Ketua Jamica: Harga Mahal Rp1,5 per Meter dan Tanah Girik

10/16/2022 | 13:05 WIB Last Updated 2022-10-16T06:23:09Z
Ketua Jaringan Aktivis Mahasiswa Cianjur (Jamica). Ari Kurniawan. (Foto: SignalCianjur)


SIGNALCIANJUR.COM-  Informasi diterima, soal polemik Pasar Rakyat Tanggeung (PRT) lahan tersebut tanah girik adalah tanah yang dimiliki oleh adat dan statusnya belum memiliki sertifikat resmi. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Jaringan Aktivitas Mahasiswa Cianjur (Jamica), memberikan bocoran kepada SignalCianjur.com, Minggu (16/10/2022).

"Intinya mempertanyakan status tanah yang dibangun pasar rakyat tersebut," katanya.

Jadi, tutur Ari, kepemilikan tanah tersebut hanya sebatas kekuasaan di bidang tanah tertentu dan tetap membayar pajak yang berlaku.

"Nah! Akan tetapi harganya cukup tinggi bahkan mencapai Rp1,5 juta per meter," ujarnya.

Lebih lanjut Ari membeberkan, pembangunan tanah tersebut banyak kejanggalan mulai dari tanah yang masih menggunakan girik belum memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM). 

"Soal tanah, itu penting untuk mengetahui apakah properti dijual memiliki SHM atau tidak," jelas Ketua Jamica, siang.

Pembangunan pasar rakyat Tanggeung, masih ujarnya, seperti yang tertera di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Jadi 'Cut and Fill' merupakan proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material baik tanah maupun bebatuan diambil dari tempat tertentu. Kemudian dipindahkan ke tempat lain, agar tercipta elevasi diinginkan

"Nah! Itu tanahnya mencapai angka Rp450 juta dan pembangunan pasarnya menghabiskan anggaran Rp3,7 miliar. Tapi pembangunan pasar kini mangkrak,"terang Ari.

Ia menyampaikan, ada kejanggalan dalam pembebasan lahan pasar tersebut. Selain itu, perlu diketahui pembangunan tersebut sudah hampir mencapai Rp4,3 miliar.

Hal senada masih dikeluhkan Ketua Jamica, namun masih mangkrak alias terbengkalai, berarti ada dugaan masalah dalam pembangunan pasar tersebut.

"Meminta kepada para penegak hukum untuk memeriksa pembangunan pasar tersebut," tutup Ari.

Terpisah, sebelumnya saat ditanya soal apakah saat ini pasar tersebut terbengkalai. PPK Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kabupaten Cianjur, Nana mengklarifikasi, perlu dijelaskan, itu bukan sengaja dibiarkan mangkrak tidak lah. 

"Nah! Karena hal itu pedagang semua itu ingin pindah begitu," terang, saat ditemui langsung SignalCianjur.com di ruang tamu Disperdagin Cianjur, Jalan Ariawiranudatar.

Artinya, masih tegas Nana, tidak muat semua, tapi kan? Tidak cukup, bahkan dinas pun keinginannya untuk menempatkan semuanya diangun kembali.

"Kalau kios sedikit sih! Tapi yang banyak los ada sekitar ratusan lebih," terangnya.

Nana menambahkan, saat ini perlu kios ratusan lagi untuk bisa terpenuhi untuk para pedagang di pasar tersebut. Minimal ada anggaran sekitar Rp4 miliar lagi.

"Kalau pun ada sekitar Rp2 miliar lagi bisa gimana bisa terealisasikan maksiml pedagang masuk lagi," pungkasnya. (Red)


×
Berita Terbaru Update