Dandim 0608 Cianjur Letkol Arm Haryanto. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Ada korelasi perlu disampaikan, kaitan dengan bidang. Kalau bicara tentang radikalisme, kemudian dengan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut diungkapkan Dandim 0608 Cianjur Letkol Arm Haryanto, saat rapat Focus Group Discussion (FGD) dan deklarasi cinta NKRI, untuk menolak radikalisme, di aula Primkoppol, Polres Cianjur, Jalan KH. Abdullah Bin Nuh, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur kota, Selasa (31/5/2022).
"Nah! Itu adalah bagian dari tugas TNI bahwasanya sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2004 yaitu dicantumkan melaksanakan tugas baik tugas Operasi Militer Perang (OMP) maupun tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP,)" katanya.
Dandim 0608 Cianjur Letkol Arm Haryanto mengatakan, mungkin ada korelasi yang perlu disampaikan kaitan dengan bidang. Kalau bicara tentang radikalisme, kemudian berkaitan dengan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu adalah bagian dari tugas TNI bahwasanya sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2004 yaitu dicantumkan melaksanakan tugas baik tugas OMP maupun tugas OMSP.
"Kalau tugas operasi militer perang itu real negara dalam keadaan darurat melaksanakan perjuangan untuk mempertahankan ataupun membela keutuhan kedaulatan negara," terangnya, saat sambutannya.
Kemudian, masih jelas Dandim 0608 Cianjur, kalau kupas sedikit tentang operasi militer selain perang ini banyak korelasinya. Dan, banyak sekali mulai dari menjaga perbatasan, ikut perdamaian dunia.
"Melaksanakan perbantuan terhadap kepolisian," ujarnya.
Ia menyambungkan, kemudian melaksanakan atau mendukung apa yang menjadi program pemerintah daerah (Pemda), dalam mensukseskan atau mensejahterakan masyarakat.
"Beranjak dari situ mungkin saya tarik sedikit ke bawah awal mula tentang NKRI," timpal Dandim 0608 Cianjur.
Ia menyampaikan, kalau bicara sejarah salah satu berdirinya negara Indonesia ini kurang lebihnya ada empat pilar yang bisa menopang keutuhan. Pertama, yaitu Pancasila kemudian yang kedua Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, daa ketiga NKRI yang ke-4 yaitu kebhinekaan. Dan, mungkin beranjak dari situ kita gambarannya meja-meja itu bisa berdiri karena kakinya ada empat. Nah, kurang lebih salah satu kaki atau dua kaki putus.
"Meja itu tidak akan bisa berdiri artinya empat pilar ini harus kita jaga," ajak Dandim 0608 Cianjur.
Hal senada masih paparnya, empat pilar ini harus menjaga. Kenapa? tidak jaga, ya kembali lagi munculnya nilai historis ini tidak terlepas dari para pejuang ataupun pendahuluan mendesain sedemikian rupa.
"Sehingga terbentuklah empat pilar tersebut dan ini sudah terbukti," tegasnya.
Dandim 0608 Cianjur menambahkan, sudah riil dilaksanakan atau nikmati sampai sekarang. Mungkin kalau flashback ke belakang sebelum tahun 45 sendiri, bahwasanya negara dulu sudah mengalami beberapa dekade, beberapa periode untuk dijajah kurang lebih 3,5 abad.
"Kita dijajah Belanda, kemudian tiga setengah tahun oleh Jepang dari latar belakang tersebut mungkin satu sisi kaitan dengan pilar pertama Pancasila," pungkasnya.
Diketahui, berangkat dari pendidikan dasar sudah paham Pancasila ada 5 Sila, yaitu ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang ada beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dan, terakhir keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Red)